Tarian Khas Aceh

Tari Saman


TARI Saman Meuseukat adalah dua tari yang disatukan yaitu Tari Saman dan Meuseukat (Rateb Meuseukat). Tari Saman dibawakan laki-laki dan pada mulanya terdapat di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. Sedangkan Meuseukat dimainkan perempuan, tari ini banyak di daerah Aceh Barat, Selatan dan Aceh Besar. Unsur-unsur lainnya kedua tari itu pada dasarnya sama.
next



Tari Ula-ula Lembing merupakan tarian daerah Aceh Tamiang. Tarian ini ditarikan oleh 12 orang atau lebih berputar-butar ke sekeliling panggung bagai ular. Tarian ini harus dibawakan dengan penjiwaan yang lincah dan ceria.

Tari Saudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Tarian yang dinamis yang penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan.

Tari Pukat, adalah sebuah tarian yang melambangakan kehidupan nelayan, dari mulai membuat pukat sampai mencari ikan.

Tari Bines merupakan tarian tradisional yang berasal dari kabupaten Gayo Lues. Tarian ini muncul dan berkembang di Aceh Tengah namun kemudian dibawa ke Aceh Timur. Menurut sejarah tarian ini diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Syech Saman dalam rangka berdakwah.Tari ini ditarikan oleh para wanita dengan cara duduk berjajar sambil menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para penari melakukan gerakan dengan perlahan kemudian berangsur-angsur menjadi cepat dan akhirnya berhenti seketika secara serentak. Tari ini juga merupakan bagian dari Tari Saman saat penampilannya. Hal yang menarik dari tari Bines adalah beberapa saat mereka diberi uang oleh pemuda dari desa undangan dengan menaruhnya diatas kepala perempuan yang menari.

Didong adalah sebuah kesenian rakyat Gayo yang memadukan unsur tari, vokal, dan sastra. Didong dimulai sejak zaman Reje Linge XIII. Kesenian ini diperkenalkan pertama kali oleh Abdul Kadir To`et. Kesenian didong lebih digemari oleh masyarakat Takengon dan Bener Meriah.

Tari Guel

Tari Pho

Tari Laweut

Tari Rapa'i Geleng

Tari Likok Pulo

Tari Ratéb Meuseukat